Featured Post 7

Home » » Teknologi Budidaya Sayuran Organik

Teknologi Budidaya Sayuran Organik


PROSPEK USAHA
Memasuki abad 21, masyarakat  mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik, seperti sayuran organik.

Budidaya sayuran organik kini menjadi usaha yang menguntungkan karena aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, membuat banyak orang beralih ke makanan yang alami. Sehingga sayuran organik kini banyak digemari,  meskipun harganya sedikit lebih mahal dibandingkan sayuran pada umumnya.

Gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature  merupakan satu alasan meningkatnya permintaan pada sayuran organik. Tingginya permintaan ini tidak hanya pada petani sayuran organik, produsen pupuk dan pestisida organik, penjual bibit hingga pedagang eceran sayuran organik akan mengalami hal serupa. Apalagi permintaan sayuran organik pun banyak datang dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Eropa dan Amerika. Tentu hal ini membuka peluang bagi petani sayuran organik untuk melakukan ekspor ke negara-negara tersebut. Tetapi masalahnya, kata Soedjais untuk memenuhi permintaan di dalam negeri saja petani sayuran organik sudah kewalahan sehingga untuk sementara orientasi pasar ekspor dilupakan.Target pasar yang memungkinkan saat ini adalah supermarket. Namun karena permintaan supermarket biasanya sangat besar sedangkan rata-rata produksi petani organik masih terbatas, maka banyak petani ber-partner dengan supplier sayuran organik yang lebih besar. Melalui supplier ini, sayuran organik yang segar itu dipasok ke supermarket atau memenuhi permintaan ekspor.

Selain pasokan yang belum sepenuhnya bisa dipenuhi, harga sayuran organik bisa 3 kali lipat harga sayuran anorganik, teknik pemeliharaannya pun mudah, murah, dapat ditanam dimana saja dan siklus perputaran produksinya cepat. Pada dasarnya berbudidaya sayuran organik bisa dilakukan dimana saja asalkan tanahnya subur. Sayuran seperti bayam, sawi, katuk, pak choy, caisim, selada, kangkung dan kemangi adalah sayuran musiman paling menguntungkan jika dibudidaya. Menariknya lagi, budidaya sayuran pun bisa dilakukan dilahan sempit seperti pekarangan yang berukuran tidak begitu luas. 

TIPS KEBERHASILAN USAHA
Mengatasi Serangan Hama Penyakit
1. Menyemprotkan pestisida organik atau alami
2. menggunakan screen atau kelambu.

Menyuburkan Tanah, dengan cara :
1. Sistem cropping tanaman yakni 1 lahan tanah ditanami lebih dari 1 jenis sayuran. 
2. Pola rotasi penanaman. Misalnya dari 1 bedeng ditanami caisim setelah panen kemudian ditanami bayam, kemudian kangkung dan terong dan seterusnya.
3. Mikroorganisme, misal Mikoriza yang membantu pengikatan unsur hara agar tanaman lebih banyak menyerap unsur  hara atau pupuk. Selain itu bisa juga pakai Mikroorganisme local ( MOL )
4. Pakai pupuk organik yang telah teruji secara multi guna, multi waktu dan multi lokasi, misal teknologi organik NASA secara praktis, effisien dan menguntungkan dan telah teruji dan bersertifikasi.

FAKTOR KRITIS YANG HARUS DIWASPADAI
Aspek Produksi
1. Serangan hama penyakit seperti ulat, kepik, atau kutu-kutuan dan penyakit layu fusarium, busuk daun, busuk buah dan rebah semai
2. Tanah harus digemburkan dan diberi kompos yang terbuat dari kotoran hewan dan rerumputan yang dicampur dan didiamkan selama 2 bulan.
3. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat

Aspek Pemasaran
o Minimnya promosi dari para pengusaha
o para pengusaha sayuran organik kurang aktif melakukan edukasi kepada konsumen tentang manfaat produk-produk sayuran organik 
o Pengusaha sayuran organik cenderung masih bersifat individual dengan masing-masing jaringan pasar. 
o Selisih harga produk sayuran organik dengan sayuran biasa (non-organik) yang terlalu besar selisihnya, menjadi kendala untuk meningkatkan volume penjualan, karena konsumen selalu mempersoalkan, akibat mereka belum begitu mengetahui manfaat sayuran organik. 
o Pengusaha sayuran organik belum memiliki wawasan lingkungan ke depan

TEKNIS MELAKUKAN USAHA
Sistem Pertanian Organik
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida.  Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).

Prinsip Pertanian Organik
1. Lahan untuk budi daya organik harus bebas cemaran bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida kimia. Lahan dapat berupa lahan pertanian yang baru dibuka atau lahan pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lama masa konversi bergantung pada sejarah penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis tanaman. 
2. Menghindari benih/bibit hasil rekayasa genetic atau genetically modified organism (GMO). Sebaiknya benih berasal dari kebun pertanian organik.
3. Mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetis dan zat pengatur tumbuh. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam, dan rotasi dengan tanaman legum.
4. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma dilakukan dengan cara manual, biopestisida, agen hayati, dan rotasi tanaman.
5. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis pada pakan ternak dan secara tidak langsung pada pupuk kandang.
6. Penanganan pascapanen dan pengawetan bahan pangan menggunakan cara-cara yang alami.

Pengelolaan Pupuk Organik
Teknologi pengelolaan hara pada pertanian organik dilakukan melalui daur ulang hara tanaman secara alami untuk meningkatkan kesuburan biologis, fisik, dan kimia tanah.  Hara makro dan mikro yang terangkut panen dikembalikan dengan menambahkan pupuk organik dan sisa tanaman secara periodik ke dalam tanah, baik dalam bentuk pupuk hijau maupun kompos. Pupuk organik dianjurkan berasal dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak yang dikomposkan, serasah sisa tanaman legum, pangkasan tanaman pagar, sampah organik, dan hijauan titonia. Kotoran ternak yang digunakan tidak boleh berasal dari ternak yang dikelola dalam factory farming.

Pupuk organik berupa kombinasi pupuk kandang dan hijauan titonia dengan takaran 20 ton/ha dapat memenuhi kebutuhan hara sayuran organik. Hijauan titonia sebagai sumber pupuk organik dapat direkomendasikan karena kandungan hara P dan K relatif tinggi, mudah tumbuh, dan banyak terdapat di sekitar lokasi lahan budi daya. Tanaman legum berfungsi sebagai penyedia hara N bagi tanaman melalui pengikatan nitrogen bebas di udara oleh bakteri Rhizobium pada nodul akar tanaman.
Tanaman legum ditata sebagai tanaman pagar (hedgerow) atau tanaman penutup tanah bersama tanaman utama secara multikultur atau rotasi. Tanaman pagar atau tanaman inang juga berfungsi sebagai perangkap predator hama.

Teknologi pertanian organik hendaknya mengintegrasikan ternak ayam, kambing atau sapi dalam kebun organik. Kotoran hewan dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik. Bahan ameliorant alami yang diperbolehkan dalam budi daya pertanian organik adalah dolomit, kapur, dan fosfat alam bila terjadi kahat hara Mg, Ca, dan P pada tanah yang tidak dapat diatasi dengan penambahan pupuk organik saja. Dapat pula dilakukan pengkayaan pupuk organik dengan beberapa bahan mineral seperti dolomit,  kapur, dan fosfat alam untuk meningkatkan jumlah dan jenis kadar hara dalam pupuk organik.

Tetapi disini ada kendala teknis akibat penggunaan pupuk kandang yang kebutuhannya terlalu tinggi ( 20 ton / ha ), ketersediaanya terbatas, biaya ekonomi relative tinggi, jika belum matang bisa membawa bibit penyakit dan gulma serta kandungan unsurnya bervariasi. Sehingga perlu terobosan teknologi yang praktis, mudah dan sudah teruji secara multi waktu, multi lokasi dan multi komodite serta sudah bersertifikasi  untuk melengkapi atau mengganti pupuk kandang. Teknologi tersebut adalah teknologi organik dari PT. Natural Nusantara diantaranya SUPERNASA, POC NASA, HORMONIK, POWER NUTRITION dan GREENSTAR.

Penanaman Sayuran Organik
Sayuran ditanam pada bedengan berukuran 1 m x 8-10 m dan tinggi 20-30 cm, sesuai dengan ketersediaan lahan dan jenis sayuran yang akan ditanam. Pengaturan dan pemilihan jenis tanaman sayuran sesuai dengan musim tanam sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko kegagalan panen karena serangan hama dan penyakit. Pemilihan tanaman legume yang sesuai untuk sistem tumpang sari atau multikultur serta mengatur rotasi tanaman sayuran dengan tanaman legum dalam setiap musim tanam dapat meningkatkan kadar nitrogen tanah dan mencegah penyakit tanaman.  Memberikan pupuk organik yang bervariasi seperti kombinasi pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk organik NASA sangat dianjurkan sehingga semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia. 

Untuk meningkatkan kesuburan tanah, pengembalian sisa panen/serasah tanaman ke dalam tanah dalam bentuk segar atau kompos atau pupuk organik padat SUPERNASA perlu dilakukan.  Untuk pemeliharaan tanaman supaya nutrisi tercukupi perlu adanya pemupukan yang berimbang antara pupuk makro dan pupuk mikro. Sehingga pemberian pupuk makro ( N, P, K, Ca, Mg dan S) dan pupuk mikro ( Fe, Cu, B, Mo, Co, Zn dan Mn ) perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk mikro bisa menggunakan penyemprotan rutin tiap minggu sekali dengan pupuk organic cair NASA dicampur HORMONIK ( Hormon Organik ) atau menggunakan pupuk orgnaik serbuk GREENSTAR. Untuk mengendalikan hama dan penyakit, dapat ditanam kenikir, kemangi, kacang babi, tephrosia, lavender, dan nimba di antara bedengan serta menjaga kebersihan areal pertanaman. Tanaman obat dan rempah seperti tanaman rimpang-rimpangan, babandotan, lada, dan sirih dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati yang aman dan ramah lingkungan selain mudah pembuatannya atau pakai produk alami NASA seperti PESTONA, PENTANA, METILAT LEM, BVR, GLIO, VITURA dan VIREXI.

 Menanam sayuran organik sangat menyenangkan, bagaimana caranya ? Bisa pada halaman, lahan pekarangan maupun di sawah.  Ditanam dalam pot, polybag atau pun di bekas paralon ataupun bambu bekas.  Berikut dibawah ini cara budidaya sayuran organik di lahan pekarangan ataupun sawah, antara lain :
Pengolahan Tanah dan Pemupukan. Tanah yang akan ditanami dengan sawi, pokcai, bayam, kangkung dan seledri harus diolah dahulu dan diberi pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak, limbah limbah organik yang telah diolah terlebih dahulu menggunakan konsep fermentasi dan dicampur dengan GLIO untuk mengurangi serangan penyakit jamur.
  
Setiap Hektar ladang atau sawah yang akan ditanami sayuran diberi pupuk kandang/pupuk organik (antara 1 sd 20 ton per Ha - nya). Jika tanah mempunyai kandungan bahan organik > 3 (tanah masih subur) maka pemupukan cukup dengan dosis 1 ton/ha, jika kandungan bahan organik antara 1 – 2% maka disarankan pemberian pupuk kandang/pupuk organik sebanyak antara 1 – 3 ton/ha, namun jika tanah telah banyak pencemarannya (rusak) atau tanah yang mempunyai kandungan bahan organik <1 20="20" 3="3" antara="antara" anyaknya="anyaknya" atau="atau" b="b" banyak="banyak" bedengan="bedengan" bisa="bisa" dan="dan" dengan="dengan" dibentuk="dibentuk" dibutuhkan="dibutuhkan" dicampur="dicampur" diganti="diganti" digemburkan="digemburkan" dimana="dimana" ditambahkan="ditambahkan" ditanam.="ditanam." dosis="dosis" emakin="emakin" erosi="erosi" ha.="ha." ha="ha" hilang="hilang" ika="ika" juga="juga" kandang="kandang" kemiringan="kemiringan" lahan="lahan" lahannya.="lahannya." lalu="lalu" lapisan="lapisan" maka="maka" memelihara="memelihara" mempermudah="mempermudah" mencapai="mencapai" miring="miring" nbsp="nbsp" olah="olah" organic="organic" organik="organik" orgnik="orgnik" padat="padat" pupuk="pupuk" sayuran="sayuran" semakin="semakin" tanah="tanah" tanaman="tanaman" terbatas="terbatas" tergantung="tergantung" terjadi="terjadi" ton="ton" untuk="untuk" yang="yang">SUPERNASA
dosis bisa 3-5 kg per ha atau kalau pakai SUPERNASA GRANULE dosis 50 kg per ha.

A.       Pembibitan/ Persiapan Bibit tanaman Sayuran  Pilih benih yang bagus kemudian direndam air (bisa ditambah POC NASA 2 cc/lt ),  biarkan selama 20 menit, kemudian ditiriskan lalu ditanam pagi atau sore hari.  
  
B.       Pemeliharaan. Tanaman sayuran (Sawi, sawi putih, pokcai), setelah berumur 1 minggu (7 hari sd 10 hari) berikutnya disemprot dengan pupuk organik atau pupuk hayati serta pestisida alami.  Semprotkan larutan POC NASA dan HORMONIK ( hormon organik) atau GREENSTAR tiap minggu sekali , waktu penyiraman setiap 1 – 2 minggu sekali secara rutin sampai tanaman akan dipanen. Tanaman sawi, sawi putih, pokcai, seledri akan mulai bisa dipanen saat umur 25 hari, sedangkan kangkung bayam bisa dipanen saat berumur 20 hari setelah tanam. 
  
Catatan : Hasil panen sayuran organik seperti di atas, akan lebih enak, renyah, gurih alami, warna lebih cerah, gizi yang lebih baik karena tidak terkontaminasi bahan bahan kimia.  Dianjurkan untuk dikonsumsi orang orang yang mengidap kanker, autis, penyakit gula dll.  Kalau dikonsumsi sehari hari akan menjaga kesehatan dan mengurangi resiko terkena penyakit - penyakit di atas. 
Share this video :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Teknoganik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger